Suatu pagi di pinggiran Jekardah,
Matahari orange tersenyum perlahan muncul dari ufuk,
menyembul di antara pepohonan kering yang daunnya mulai berubah kecoklatan…….

Panas, emosi karena hampir kesenggol motor sebelah, marah
karena kesalip sama bebek tua yg cc nya cuma 100 begitulah perasaan Kendi
saat tiba di parkiran kantor. Ga cuma itu, Kendi harus lari mengejar
mesin absensi yg kalo dibandingin sama jam tangan yg nempel di lengan kurusnya
dia masih punya waktu sekitar 4 menit supaya enggak telat. “Yup!!musti berlari
demi gaji yg full dan reward 500 ribu!”, semangat dia berlari melewati mesin
scanner di depan KPPTI.
Pak Satpam yg tersenyum ke arahnyapun dicuekin. Menghambur
keluar dari lift bak anak SD keluar istirahat, Kendi terus berlari kencang
melewati koridor dan “Tap !”, tepat jarinnya menempel di mesin absensi dan
angka menunjukkan jam 07:30 AM. Hampir tersenyum lega, mesin absen itu menjawab
“Silahkan coba lagi”. “Arrrrggghhh…..”, sedikit marah dan panik dia mencoba
lagi, “Tap!!”, kali ini dengan lebih semangat. “Terima kasih”, begitu akhirnya
mesin absensi itu menjawab. “Haaahh….apesss”, keluhnya setelah melihat jam di
mesin absensi menunjukkan jam 07:31 AM.
Dengan terburu-buru dia menuju seat yg sudah menunggunya.
Warna-warni merah-kuning-pink dan hijau dari monitor di meja kerja sudah
memanggil untuk dituntaskan. Dashboard tim yang masih jauh dari harapan terus
mengganggu tidurnya selama ini. Kendi dan rekan-rekan sekerjanya sudah
berusaha, namun apa daya system dan fungsi-fungsi kerja yg lainnya kurang
mendukung. Team leader setiap hari sudah mengoceh tentang perolehan target
harian, skema lemburan, strategi pengaturan tim dan iming-iming cokelat sebagai
andalan, namun tiket-tiket gangguan sepertinya enggak “closed” dari system.
“Klik…tak…tik…tak…tik”, jemari lincah agen-agen helpdesk
mulai beraksi menuntaskan tiket-tiket yg masih bertengger di system. Sesekali
terdengar dering telepon masuk, tim inbound tergopoh-gopoh berusaha secepatnya
mengangkat gagang telepon di meja. Muka-muka ceria yg tadi bertepuk tangan
selesai handover mulai terlihat serius, Merlina sudah mulai terlihat gerah di
sudut tembok. Mulai resah dengan tiket yg terus bertambah di monitoring
dashboard-nya. “Hadoooh, inbound jangan rajin-rajin dooong…”, keluhnya.
“Gosh!! Baru 5 ticket closed…”, desahnya dalam hati. Hampir
juhur dan dia baru bisa menuntaskan 5 tiket. November ini ada sayembara yg
lumayan menggiurkan, tiga ratus ribu kalo dia dapet juara satu sebagai agen yg
paling banyak closing tiketnya. “Ampuuunn…ini system lemot banget, mba
Winny...gimana gue jadi juara, nih?!”, keluhnya sambil menatap sang supervisor
yg biasanya udah bawel ngingetin temen-temen yg habis pipis untuk meng-ON kan
kembali pesawat telepon di mejanya.
Satu-satunya waktu yg dia suka di kantor adalah saat
istirahat, di mana dia bisa meninggalkan tiket-tiket dan eskalasi dari sales
dan pelanggan yg bawel. Siang itu kantin cukup ramai, tapi seperti biasa Kendi
dapet giliran istirahat jam 1pm, jadi kantin sudah agak longgar. “Bu, pecel
ayam satu, sama teh tarik”, Kendi akrab memesan makanan favoritnya di kedai bu
Ambar. “Yah, mas, nasinya abis…”, jawab si Ibu. Sirna sudah harapan Kendi buat
mengobati kangen perutnya sama pecel ayam bu Ambar.
Kekecewaannya terhadap bu Ambar dan kantin yg kosong rupanya
mempengaruhi kinerjanya siang itu. Kendi tidak berhenti ngedumel sampai
menjelang handover shift sore. Ditambah lagi system yg tidak bersahabat hingga
saat closing shift dia hanya mampu closing 12 tiket, bukan pencapaian
terbaiknya. Usai handover, Kendi termenung dalam hati dengan perut yg hanya
terisi ketoprak pengganti pecel tadi siang, “Perfect banget idup gue hari ini”,
pikirnya. Melepaskan penat, dia pergi ke rest room dan mencuci muka, dilihatnya
muka kucel yang terus menuntut “Apa musti begini hidup gue??”, tanyanya dalam hati.
Perasaannya sedikit hancur hari itu, dia sudah berusaha namun tiket2 tetap tak
kunjung habis dan besok pastinya tiket-tiket itu akan kembali ke
hadapannya......”What a life!”, keluhnya…..
Bersambung……
agbtopmarketer
No comments:
Post a Comment